Jumat, 08 Januari 2010

Perempuan Cicak dan Buaya


simbol cicak versus buaya ini beredar di mana-mana

QBHeadlines.com - Perkembangan perseteruan antara Cicak dan Buaya semakin lama semakin ruwet, beberapa orang malah mengatakan kisah ini sudah sekelas kisah misterinya Agatha Christie. Di akhir pekan ini saya ingin mengarahkan spotlight pada kesetiaan dan dukungan yang luar biasa yang ditunjukkan oleh para perempuan, persisnya para istri dari para tokoh di perseteruan antara Cicak dan Buaya ini. Juga pada dua perempuan kontroversial yang tampil di pangung permainan kelas tinggi ini.

Perempuan pertama yang menarik perhatian saya adalah Ida Laksmiwati, istri Mantan Ketua KPK, Antasari Ashar. Ida Laksmiwati tampak begitu tegar ketika mendampingi suaminya di acara temu wartawan pertama sejak Antasari dituduh melakukan perselingkuhan dan pembunuhan, pada tanggal 3 Mei 2009. Dia begitu tegar, tersenyum dan melambaikan tangan, seakan ia ingin mengatakan :”Saya sudah mengenal betul dan telah mendampingi suami saya puluhan tahun. Tidak mungkin suami saya melakukan apa yang dituduhkan kepadanya” . Walau suaminya dituduh melakukan perselingkuhan dan pembunuhan, Ida begitu tekun mengunjungi suaminya di tahanan, mengantarkan semua keperluan sehari-hari Antasari. Ia juga hadir di persidangan dengan sabar dan tegar. Di setiap wawancara media, baik televisi maupun cetak, dia tampak konsisten menyampaikan pesan, tidak mungkin suaminya melakukan apa yang dituduhkan kepadanya. Luar biasa ibu Ida ini.

Perempuan kedua yang menarik perhatian saya adalah Isma Mustika, istri Chandra M Hamzah. Perempuan cantik ini tampak cerah ketika di interviu oleh Metro TV di rumahnya bersama anak nya Zihan dan suaminya, tidak lama setelah Chandra M Hamsah diberikan penangguhan penahanan. Ia menceritakan pertemuan pertamanya dengan Chandra, kesibukan suaminya di KPK yang ternyata jauh lebih sibuk dibandingkan dengan ketika masih jadi pengacara, juga keyakinannya bahwa suaminya tidak bersalah. Isma bahkan sambil berseloroh menanyakan mana uang suap 1 milyar yang ditudingkan diterima Chandra. Jelas terpacar secara natural dari bahasa tubuhnya, bahwa iya yakin suaminya tidak bersalah dan suaminya tidak akan ditahan. Sepanjang interviu itu, Chandra memandangi istri dan anaknya dengan bangga.

Perempuan ketiga yang juga fenomenal adalah Novarina, istri tersangka kasus pembunuhan Nasruddin Zulkarnaen, Kombes Wiliardi Wizard. Begitu suaminya keluar dari ruang sidang, sesusai memberikan kesaksian dalam persidangan bahwa dia dipaksa pimpinan Polri untuk menjerat mantan Ketua KPK Antasari Azhar, Novarina langsung memburu suaminya untuk memberikan dukungan. Dan ketika di wawancarai para wartawan, dengan penuh semangat Novarina menyampaikan bahwa dia sangat lega suaminya akhirnya menyampaikan fakta yang sebenarnya dan bahwa selama ini suami begitu tertekan, dan bahwa Novarina terus menerus meyakinkan suaminya untuk menyampaikan hal yang sebenarnya. Novarina pun pasang badan dan menyampaikan bahwa dia mendengar sendiri ketika penyidik meminta suaminya menandatangani BAP yang telah disamakan dengan BAP Sigid Haryo Wibisono. Kontan, keesokan harinya Rabu 11November sore ia pun diminta menjalani pemeriksaan oleh tim penyidik dari Bareskrim Polri , dengan materi pertanyaan terkait pengakuan suaminya tentang pengkondisian pembuatan BAPnya. Sepanjang berbagai interview di Metro TV, perempuan ini tampak tegar memperjuangkan keadilan bagi suaminya.

Ida Laksmiwati, Isma Mustika dan Novarina mengingatkan saya pada pepatah “Behind every successful man there is a wise woman”

Disisi yang lain kita melihat dua perempuan kontroversial, Rani Juliani dan Ong Yuliana Gunawan. Rani Juliani, mantan caddy golf, istri ketiga korban pembunuhan Nasruddin Zulkarnaen, yang pada hari Kamis 12 November memberikan wawancara ekslusif di Metro TV, juga merupakan sosok yang unik. Perempuan belia ini tampil tenang dan percaya diri dalam wawancara dan konperensi pers yang disiarkan langsung. Dia, yang kelihatannya di umpankan oleh suaminya pada Antasari untuk mempercepat turunnya SK pengangkatan direksi RNI, dengan penuh percaya diri menyatakan keyakinannya bahwa Antasari lah dalang pembunuhan suaminya. Kesimpulan itu di ambilnya dari sms-sms teror yang dikirim kepadanya dan kepada suaminya. Juga pesan yang disampaikan oleh suaminya ketika masih hidup, bahwa bila dia terbunuh, maka Antasari lah pelakunya. Penampilannya yang jauh dari kesan seorang perempuan nakal memang membuat kesaksiannya patut diperhitungkan.

Ong Yuliana Gunawan, perempuan rupawan yang sudah tiga kali terjerat kasus narkoba ini terekam pembicaraan telponnya dengan Anggodo. Kesan yang timbul dari pembicaraan itu, pemijat saraf ini rupanya mempunyai akses ke banyak petinggi negara, terutama petinggi penegak hukum. Dengan yakinnya di menyebutkan bahwa KPK akan ditutup dan SBY sudah mendukung. Nama-nama petinggi negara seperti Ritonga dan Susno disebutkan seakan-akan mereka adalah kawan baiknya.

Membaca cerita Rani Juliani dan Ong Yuliana Gunawan, saya jadi teringat sebuah lagu berjudul Sabda Alam karya Ismail Marzuki yang liriknya sbb :

diciptakan alam pria dan wanita
dua makhluk dalam asuhan dewata
ditakdirkan bahwa pria berkuasa
adapun wanita lemah lembut manja

wanita dijajah pria sejak dulu
dijadikan perhiasan sangkar madu
namun ada kala pria tak berdaya
tekuk lutut di kerling wanita

Entah bagaimana akhir dari cerita perseteruan antara cicak dan buaya ini. Yang jelas, banyak korban sudah berjatuhan, termasuk. menurut hasil riset LSI, persepsi negatif terhadap SBY yang minggu lalu hanya mencapai 53.85%, kini meningkat mencapai 64%, sementara persepsi negatif terhadap DPR mencapai angka 58%. Penyebab utamanya adalah masih berlarutnya isu KPK-Polri-Century.


1 komentar:

furniture mengatakan...

Dikatakan istri adalah penolong suami. Penolong pasti lebih kuat dibanding yg ditolong. Perempuan bisa melakukan beberapa pekerjaan sekaligus seperti masak, sambil telepon, sambil gendong anaknya.
Jadi memang istri pasti lebih hebat daripada suami.